Beranda | Artikel
Ahlussunnah Mendakwahkan Islam dengan Akhlaqul Karimah
Kamis, 30 Agustus 2018

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi

Ahlussunnah Mendakwahkan Islam dengan Akhlaqul Karimah yang disampaikan oleh: Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc. dalam pembahasan Kitab “Al-Ishbah fi Bayani Manhajis Salaf fi Tarbiyah wal Ishlah” karya Syaikh Abdullah bin Shalih Al-‘Ubailan hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada 27 Dzul Qa’idah 1439 H / 09 Agustus 2018 M.

Download juga kajian sebelumnya: Kesalahan Dalam Memahami Arti Wara’

Kajian Islam Tentang Ahlussunnah Mendakwahkan Islam dengan Akhlaqul Karimah – Kitab Al-Ishbah

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ ﴿١٩٩﴾

Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A’raf[7]: 199)

Ayat ini mencakup hal yang sangat mulia dalam kehidupan kita. Dan ini merupakan kaidah yang sangat besar agar kita selamat. Siapapun yang ingin mencari jalan keselamatan, perhatikanlah ayat ini. Didalam ayat ini terkandung kebaikan dalam bermuamalah dengan makhluk, penunaian hak Allah kepada mereka dan keselamatan dari keburukan mereka.

Jadilah Pemaaf

Ini adalah perintah yang sangat besar dari Allah subhanahu wa ta’ala agar kita menjadi orang yang baik dan berakhlak dengan akhlak yang baik. Al-Qur’an mengajarkan segala kebaikan.

Memerintahkan Kepada Kebaikan

Ini merupakan hak Allah yang harus ditunaikan kepada mereka. Pertama adalah mentauhidkan Allah. Kemudian agar beribadah kepada Allah dengan ibadah yang telah dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu perintahkan untuk berakhlak dengan akhlak yang mulia.

Berpaling dari Orang Bodoh

Ini adalah agar kita selamat dari keburukan manusia. Berpaling dari orang bodoh dan tidak balas dendam lalu tinggalkan. Seandainya manusia mengamalkan ayat ini sebagai dasar muamalah mereka dan dasar hidup mereka, maka cukup bagi mereka.

Adakah muamalah dan siasat yang lebih bagus dari muamalah dan siasat yang Allah sebutkan dalam ayat ini? Kalau seseorang berfikir tentang keburukan yang menimpanya di alam ini, itu disebabkan karena dia meninggalkan tiga hal ini atau sebagiannya. Karena kalau seseorang menegakkan apa yang Allah perintahkan ini, maka dia akan mendapatkan kebaikan dari manusia. Walaupun secara dzahirnya adalah keburukan.

Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

…فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّـهِ ۚ …

“…Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. ..” (QS. Ali-Imran[3]: 159)

Pada ayat yang mulia ini, mengandung perhatian akan hak Allah dan hak makhluk. Mereka bisa berbuat buruk terhadap hak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam ayat ini Allah mengajarkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, apabila manusia berbuat buruk terhadap hakmu, maka balas dengan maaf. Adapun kalau mereka berbuat buruk kepada hak Allah, maka mintakanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Ambil hati mereka dan mintalah pendapat mereka dengan cara bermusyawarah dalam perkara yang dihadapi. Hal itu lebih tepat agar mereka bisa mengeluarkan pendapat mereka dan kita bisa menasihati mereka.

Setelah musyawarah dan menghasilkan pendapat, maka tidak ada minta pendapat lagi setelah itu. Pegang kuat-kuat hasil musyawarah itu lalu bertawakkal kepada Allah subhanahu wa ta’ala untuk menjalankannya. Karena Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal. Ini merupakan akhlak yang dengannya Allah memberikan bimbingan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Simak Kajian Lengkapnya dan Download MP3 Ceramah Agama Tentang Ahlussunnah Mendakwahkan Islam dengan Akhlaqul Karimah – Kitab Al-Ishbah


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/44588-ahlussunnah-mendakwahkan-islam-dengan-akhlaqul-karimah/